Lapas Batang mulai memberikan layanan psikoterapi bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).
Tidak ada syarat khusus untuk mengikuti psikoterapi tersebut.
Layanan juga diperuntukkan bagi seluruh WBP yang berminat, khususnya yang baru agar lebih dapat beradaptasi dengan kehidupan di Lapas.
Kepala Lapas IIB Batang, Rindra Wardhana didampingi Seksi Perawatan Psikoterapi Lapas Batang, Dody Sam Yusuf menjelaskan, terapi ini sudah dimulai sejak Desember 2022.
Diakuinya, layanan terapi ini belum banyak dilakukan di Jawa Tengah.
Ini mengingat pihaknya juga belajar dari Lapas Cirebon.
Peserta terapi ini, awalnya diperuntukkan untuk WBP santri pesantren At-taubah Lapas Batang.
Dimana diikuti oleh sekira 77 warga binaan.
Tak sekadar jadi peserta, beberapa di antara mereka juga dipilih menjadi rekan bagi terapis untuk membantu mengkoordinir peserta lainnya.
Jadi pertama kali kami adakan itu untuk warga binaan santri At-taubah.”
“Kami mencari tim terlebih dahulu, untuk mendukung kelangsungan program psikoterapi.”
“Pada saat itu 77 orang kami cari yang sekiranya paling matang untuk nantinya bisa bantu tim.”
“Untuk Minggu ini kami sudah mulai orientasi ke tahanan baru, sekira 12 orang,” , Rabu (15/2/2023).
Kemudian diajarkan konsep mindfulness, dimana dalam praktiknya mereka diajak untuk bermeditasi.
“Mereka diajak untuk mensyukuri nikmat yang diberikan hingga detik ini, sehingga bisa lebih menerima kondisi saat ini meski berada di Lapas.”
“Kemudian nantinya akan diberikan terapi-terapi lanjutan,” terangnya.
Untuk materi yang diajarkan pun bersifat universal sehingga dapat diberikan bagi seluruh warga binaan, baik yang beragama Islam, Nasrani, maupun lainnya.
Dengan adanya layanan ini, pihaknya berharap warga binaan Lapas Batang bisa lebih tenang dan damai.
Jadi dia keluar dipikirnya sudah damai tenang, senang, ternyata dari luar masalah datang lagi, dan mereka balik ke sini lagi.”
Setelah mengikuti psikoterapi, dia merasa lebih tenang, karena tak terbebani pikiran-pikiran yang belum jelas.
Ia pun semakin fokus untuk menjalani kegiatan di Lapas dan berkelakuan baik.
“Saya awalnya sempat berada di titik terendah saya waktu awal berada di sini.”
“Sekarang lebih bisa beradaptasi dengan cepat
dengan melakukan pembinaan secara semaksimal mungkin,” tandasnya.
Waktu saya juga di sini terasa lebih cepat dan semoga bisa melewati ini semua dan bisa kembali dengan keluarga yang ada di rumah,” pungkasnya.