Scroll untuk baca artikel
Opini Publik

Melihat Sentra Produksi Kolang Kaling di Desa Ujungbarang Cilacap

18
×

Melihat Sentra Produksi Kolang Kaling di Desa Ujungbarang Cilacap

Sebarkan artikel ini

CILACAP – Di bulan Ramadan seperti sekarang, kolang kaling menjadi salah satu panganan yang paling diburu masyarakat untuk pelengkap menu buka puasa.

Memiliki tekstur yang kenyal dan lembut, panganan yang berasal dari buah aren ini biasa diolah menjadi aneka takjil seperti kolak, manisan, es campur dan lainnya.

ADVERTISMENT
SCROLL KEBAWAH UNTUK LIHAT KONTEN

Di Cilacap, terdapat sebuah kampung yang menjadi sentra produksi kolang-kaling.

Tempat produksi kolang-kaling itu terdapat di dusun Cipancur, Desa Ujungbarang, Kecamatan Majenang, Cilacap.

Kampung kolang-kaling ini berada di ujung selatan Majenang dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Brebes.

Walaupun lokasi sentra kolang-kaling ini sangat jauh dari kota Cilacap, namun ternyata dusun Cipancur menjadi buruan masyarakat yang ingin membeli kolang-kaling.

Bahkan tidak hanya masyarakat Kabupaten Cilacap saja yang memburu, namun juga pelanggan dari luar kota.

Disebut sebagai kampung kolang-kaling, karena di dusun Cipancur ini sejak dahulu kala banyak warga yang berprofesi sebagai pengrajin kolang-kaling.

Bahkan konon sentra produksi kolang-kaling di dusun Cipancur sudah ada sejak jaman nenek moyang dan sudah turun temurun.

Walaupun saat ini pengrajin kolang-kaling di dusun Cipancur jumlahnya tak sebanyak dulu, namun nyatanya masih ada warga yang bertahan memproduksi panganan berwarna putih transpran ini.

Salah satunya yakni Mubarok (54) yang sudah menekuni usaha kolang-kaling selama 40an tahun.

Biasanya ia mulai memproduksi kolang-kaling ketika menjelang bulan puasa.

“Kalau saya bikin kolang-kaling sudah lama dari tahun 80an sudah sekitar 40an tahun, dari jaman saya masih sekolah.
Itu dulu karena orang tua juga bikin,” jelasnya kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (30/3).

Mubarok mengungkapkan, mengolah kolang-kaling bukanlah hal yang sulit dilakukan di dusun Cipancur.

Pasalnya di Desa Ujungbarang ini tumbuh dengan subur pohon aren di kebun-kebun milik warga.

Biasanya para pengrajin membeli buah aren kepada si pemilik pohon untuk selanjutnya diolah menjadi biji kolang-kaling.

“Saya ambil sendiri dari pohonnya, terus dibawa kesini (red-rumah) untuk dimasak.
Kalau dulu masaknya di bawah pohonnya langsung,” kata Mubarok.

Dalam proses produksi, biasanya Mubarok dibantu dengan 3 orang, ia bisa memproduksi hingga 21 drum kolang kaling dalam sehari.

Tiap-tiap drum berisi 20 kilogram kolang-kaling, artinya dalam sehari ia mampu menproduksi sekitar 420 kilogram kolang kaling siap makan.

Meski begitu, Mubarok tak pernah kesulitan dalam memasarkan buah aren tersebut, terlebih di bulan ramadhan seperti saat ini.

Pasalnya, pemasok dari wilayah Cilacap maupun luar kota rela datang jauh-jauh ke tempat produksinya untuk membeli bahan kolak tersebut.

Seperti pemasok dari Ajibarang, Brebes, dan juga Cirebon.

Mubarok mengaku, setiap harinya di bulan ramadan ia selalu kebanjiran orderan.

“Ya alhamdulillah karena kita yang beli bukan hanya daerah sini saja tapi sudah sampai dikirim ke Brebes sampai Cirebon,” ungkapnya.

Dalam satu kilogram kolang-kaling biasanya Mubarok menjual dengan harga Rp10 ribu .

Harga tersebut tentunya lebih murah apabila dibandingkan dengan harga di pasaran.

“Tapi disini kalau ada yang mau beli eceran juga boleh,” kata dia.

Lebih lanjut Mubarok menjelaskan terkait proses produksi kolang-kaling dimulai dengan memetik buah aren kemudian dilanjut dengan menyisir buah aren dari rantingnya.

Setelah itu, buah aren direbus selama kurang lebih 3 jam di dalam drum.

Setelah matang dan teksturnya empuk lalu buah aren dikupas, dicukil dan dicuci dengan air bersih.

Selanjutnya kolang-kaling bisa langsung dinikmati.

“Kalau kolang-kaling hasil produksi saya bisa tahan sebulan, karena produksinya masih alami kita pakai tungku,” tuturnya.

Saat ini di desa Ujungbarang sendiri terdapat kurang lebih sekitar 4 pengrajin kolang-kaling.

Walaupun jumlahnya tak sebanyak tahun-tahun sebelumnya, namun kolang-kaling mereka masih menjadi buruan dari berbagai daerah.

Mereka biasanya memproduksi kolang-kaling ini dipinggir jalan raya persis di jalan penghubung Majenang – Salem, atau jalan alternatif Cilacap – Brebes.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *