Jakarta – Bulan purnama dari ‘Worm Moon’ atau Bulan Cacing Tanah akan muncul malam ini, Senin (6/3) hingga mencapai puncaknya pada Selasa (7/3).
Apakah bisa disaksikan di Indonesia?
Worm Moon atau Bulan Cacing Tanah adalah salah satu jenis Bulan Purnama dalam The Farmer’s Almanac.
Bulan ini muncul pada bulan ketiga dalam kalender Masehi atau bulan Maret.Menurut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), disebut Bulan Cacing Tanah karena merujuk pada keluarnya cacing dari dalam tanah sebagai penanda dimulainya musim semi.
Berbeda dengan Indonesia, di negara-negara barat Bulan Cacing Tanah memiliki nama-nama yang unik.
Nama Lain dari ‘Worm Moon’ atau Bulan Cacing Tanah
Dalam situs Almanac, ada beberapa julukan lain untuk Bulan Cacing Tanah ini, antara lain:
Sugar Moon
Disebut Sugar Moon karena bertepatan dengan musim pohon maple mulai menghasilkan getah untuk produksi sirup maple.
Lenten Moon
Lenten Moon datang dari orang-orang Anglo Saxon yang artinya Bulan Prapaskah.
Sore Eyes Moon
Disebut Sore Eyes Moon karena sinar Matahari pada purnama ini begitu menyilaukan mata dan memantulkan salju yang mencair di akhir musim dingin.
Bagaimana Worm Moon atau Bulan Cacing Tanah Dapat Terjadi?
Seperti purnama lainnya, Worm Moon terjadi saat Bulan dan Matahari ada di sisi yang berlawanan dengan Bumi. Menurut Live Science, posisi ini membuat Bulan sepenuhnya menghadap Bumi.
Permukaan Bulan yang menghadap Bumi ini pun terkena cahaya Matahari. Membuat Bulan bersinar terang dari biasanya.
Cara Melihat Worm Moon atau Bulan Cacing Tanah
Worm Moon bisa detikers lihat di Indonesia mulai hari ini hingga mencapai puncaknya secara penuh pada Selasa (7/3/2023). Jika cuaca cerah, Bulan akan terlihat sejak nanti malam.
Namun apabila cuaca mendung bahkan hujan, kamu masih bisa menyaksikannya pada hari Selasa (7/3/2023).
Setelah Worm Moon, Bulan Purnama selanjutnya akan muncul pada 5 April yang disebut dengan Pink Moon. Pink Moon adalah penanda bunga mawar merah muda mekar di wilayah Amerika Utara.