Scroll untuk baca artikel
News

Cuaca Dingin Ancam Hambat Proses Penyelamatan Korban Gempa Turki-Suriah

4
×

Cuaca Dingin Ancam Hambat Proses Penyelamatan Korban Gempa Turki-Suriah

Sebarkan artikel ini

Proses pencarian dan penyelamatan masih berlangsung di Turki. Dalam perkembangan terbaru, jumlah korban meninggal dunia setelah dua gempa berkekuatan besar mengguncang Turki dan Suriah yang terkonfirmasi sebanyak 2.300 orang.
Badan penanggulangan bencana Turki memperbarui jumlah korban meninggal akibat gempa pada Senin pagi menjadi 1.498 orang. Sementara itu di Suriah, angka kematian kini 810, menurut kantor berita AFP, yang menggabungkan laporan dari otoritas di area-area yang dikontrol pemerintah dan lembaga White Helmets di wilayah di bawah pemberontak.

Digabungkan, angka kematian di dua negara mencapai lebih dari 2.300 orang.

ADVERTISMENT
SCROLL KEBAWAH UNTUK LIHAT KONTEN

Informasi masih terus diperbarui untuk mengetahui dampak dari gempa kedua yang menghantam Provinsi Kahramanmaras di Turki, yang terjadi beberapa jam setelah gempa pertama di Gaziantep, sekitar 128 km jauhnya.

Gempa kedua ini terjadi pada pukul 13.24 waktu setempat.

gempa ke dua

Pejabat Otoritas Manajemen Bencana dan Kedaruratan Turki menyatakan gempa ini “bukanlah gempa susulan” dan “berbeda” dengan gempa pagi tadi.

Setidaknya 70 orang telah meninggal dunia di Kahramanmaras setelah gempa pertama.

Dalam gambar: Proses penyelamatan masih berlangsung setelah gempa besar guncang Turki dan Suriah
Cuaca buruk dapat menghambat usaha penyelamatan
Seorang perempuan tua menangis dan meratap dengan bahasa Kurdi, menanti kabar dari adik ipar dan keponakannya yang terjebak di bawah reruntuhan.

Tetangga-tetangganya datang menghampiri, mencoba menenangkannya.

“Mereka baru saja menyelamatkan seseorang beberapa menit lalu, mereka akan menyelamatkan keluargamu juga,” kata mereka.

Harapannya menipis, apalagi keluarganya tinggal di lantai dasar bangunan 12 lantai.

“Mereka semua di lantai dasar, tidur, saya tidak tahu apa ada yang bisa mencapai mereka dan sekarang sangat dingin, anak-anak saya akan membeku di bawah reruntuhan,” kata dia.

Cuaca dingin, hujan, dan gempa susulan mempersulit proses penyelamatan di Diyarbakir – juga di sebagian besar lokasi terdampak gempa.

Warga yang meninggalkan rumah mereka dengan terburu-buru pada dini hari ketika gempa pertama menyerang, takut kembali ke kediamannya untuk sekadar mengambil jaket atau sepatu.

Di Malatya, Ozgul Konacki meninggalkan gedung tempat tinggalnya bersama keluarganya dan menyaksikan lima bangunan di dekat tempat tinggalnya telah runtuh. Banyak tetangganya terperangkap di bawah reruntuhan.

“Mereka masih mencoba menyelamatkan para korban, tapi sekarang sangat dingin dan bersalju. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, jadi kami hanya bisa menunggu,” kata dia.

“Beberapa orang ingin kembali ke rumah karena terlalu dingin, tapi kemudian ada gempa susulan dan mereka ke luar lagi.”

Dia menambahkan, “Kami hanya ingin mengambil pakaian hangat untuk anak-anak.”

Prakiraan cuaca menyebut usaha penyelamatan beberapa hari ke depan mungkin terkendala cuaca buruk di sejumlah area terdampak.

Di Turki, area di sekitar lokasi gempa pertama diperkirakan akan hujan lebat, sementara suhu akan turun hingga 3-4C di siang hari dan di bawah 0C di malam hari.

Salju setebal 3-5cm diperkirakan akan turun, sementara di bagian utara Turki, hujan salju akan lebih lebat.

Setidaknya 2.800 bangunan diperkirakan hancur karena gempa pertama pagi ini, yang berarti ribuan orang tidak akan punya tempat berlindung.

Bagaimana keadaan di Suriah?
Sejumlah video dan foto bermunculan, menunjukkan kerusakan parah yang terjadi di negara ini.

Aleppo yang terletak di barat laut, warga berlarian dan berteriak ketika sebuah bangunan runtuh menjadi debu raksasa.

Sejumlah area yang terdampak parah oleh gempa tidak berada di bawah kendali pemerintah, sehingga akses untuk perawatan medis dan perlengkapan gawat darurat terbatas.

White Helmets, organisasi kemanusiaan yang berkerja di daerah-daerah yang dikendalikan oleh pemberontak di Suriah, telah meminta pertolongan kepada dunia.

Para pemimpin dunia tawarkan bantuan
Pemimpin-pemimpin negara di seluruh dunia menawarkan dukungan untuk membantu usaha penyelamatan di Turki dan Suriah.

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak menyatakan, “Doa saya bersama warga Turki dan Suriah pagi ini, terutama untuk pasukan penyelamat yang bekerja dengan berani untuk menyelamatkan mereka yang terperangkap. Inggris siap membantu dengan cara apapun yang kami bisa.”

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan gambar-gambar dari kedua negara “mengerikan” dan menyatakan Prancis “siap menyediakan bantuan darurat”, sementara Kanselir Jerman Olaf Scholz berkata negaranya berduka dan “tentu saja akan mengirim bantuan”.

Pemerintah India mengatakan 100 personel tanggap bencana dan pasukan anjing yang telah dilatih khusus siap diterbangkan ke area-area terdampak.

Dari Indonesia, Presiden Joko Widodo menyampaikan duka cita dan doa untuk warga Turki dan Suriah. “Indonesia berdiri dalam solidaritas dengan orang-orang Turki dan Suriah,” ujarnya.

Adakah warga Indonesia terdampak gempa di Turki?
Pada Senin pagi, pihak KBRI di Ankara mengatakan tidak ada korban tewas warga negara Indonesia (WNI) menyusul gempa di Turki.

Meski begitu, sejumlah WNI di Kahramanmaras harus meninggalkan apartemen karena mengalami kerusakan parah.

gambar korban

“KBRI Ankara sedang mengupayakan rumah penampungan sementara sambil menunggu penanganan dari otoritas setempat,”

Sejauh ini, tiga orang WNI mengalami luka, satu orang di Kahramanmaras dan dua orang Hatay, dan saat ini sudah dirujuk ke rumah sakit terdekat.

Terdapat sekitar 6500 WNI yang terdata tinggal di seluruh Turki. Dari jumlah tersebut terdapat sekitar 500 orang tinggal di area gempa dan sekitarnya. Sebagian besar berstatus pelajar dan mahasiswa dan sebagian lainnya adalah WNI yang menikah dengan warga setempat serta pekerja di organisasi internasional.

Tidak pernah merasakan hal seperti ini dalam 40 tahun’
Warga setempat menggambarkan ketakutan dan kebingungan saat gempa dahsyat mengguncang pada dini hari.

“Lukisan berjatuhan dari dinding rumah,” ungkap Samer, warga ibu kota Suriah, Damaskus, kepada Kantor Berita Reuters.

“Saya terbangun dengan dibekap ketakutan. Kami sekeluarga kemudian berdiri di depan pintu.”

Di Kota Gaziantep, Turki, seorang warga bernama Erdem menggambarkan guncangan hebat

Saya tidak pernah merasakan hal seperti ini selama 40 tahun hidup saya,” katanya kepada Reuters melalui telepon.

“Semua orang duduk di mobil mereka, atau mencoba mengemudi ke ruang terbuka yang jauh dari bangunan.”

“Saya membayangkan tidak ada satu orang pun di Gaziantep yang ada di rumah mereka sekarang.”

Pria lainnya di Kota Pazarck mengatakan, keluarganya terbangun karena guncangan kuat, dan menanti dengan cemas hingga fajar tiba, dalam dekapan cuaca dingin dan suasana tegang.

“Ada bangunan yang hancur di sekitar saya, ada rumah yang terbakar. Ada bangunan yang retak. Sebuah bangunan runtuh hanya berjarak 200 meter dari tempat saya berada sekarang,” kata Nihat Altunda, sepertyi dilaporkan The Guardian

Mengira akan ‘akan mati’ karena gempa

Seorang pria mengatakan bahwa dia yakin keluarganya “akan mati” ketika gempa mengguncang apartemen berlantai lima, tempat mereka tinggal, di Kota Adana, Turki bagian selatan.

“Saya belum pernah melihat yang seperti ini dalam hidup saya. Kami bergoyang hampir satu menit,” ujar Nilfer Aslan.

Saat guncangan itu, dia memanggil para anggota keluarganya yang berada di kamar lain.

“[Saya berkata] ‘Ada gempa, mari kita mati bersama di tempat yang sama’… Itu satu-satunya hal yang terlintas di pikiran saya.”

Ketika gempa berhenti, Aslan melarikan diri ke luar apartemen.

“Saya tidak membawa apa pun, saya berdiri di luar dengan bersandal,” ungkapnya, seraya menyaksikan empat bangunan di sekitarnya runtuh.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *