Penulis: Mohamad Rizki Kakilo
Email: [email protected]
Organisasi merupakan suatu wadah pengembangan diri untuk orang-orang yang ingin belajar. Di lingkungan perguruan tinggi atau kampus, organisasi bukan hal yang tabu lagi untuk diketahui, baik intra maupun extra kampus organisasi kemahasiswaan sangat mudah untuk ditemui. Sesuai dengan pengertiannya organisasi merupakan suatu wadah yang di dalamnya terdapat orang-orang yang memiliki tujuan yang sama sesuai dengan visi dan misi organisasi tersebut.
Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Tojo Una-Una (IPMI-TU) merupakan salah satu organisasi extra kampus yang berada di Provinasi Gorontalo yang menghimpun mahasiswa maupun pelajar yang berasal dari Kabupaten Tojo Una-Una (TOUNA). Keberadaan dari IPMI-TU sendiri merupakan wadah kekeluargaan untuk bersilaturahmi serta menyatukan seluruh pelajar dan mahasiswa Tojo Una-Una di Gorontalo.
IPMI-TU merupakan organisasi kedaerahan yang resmi berdiri pada tanggal 26 september 2006, di motori oleh spirit semangat perjuangan para mahasiswa pada saat itu yang ingin menyatukan seluruh mahasiswa Tojo Una-Una yang menempuh pendidikan tinggi di Provinsi yang dikenal dengan Bumi Serambi Madinah. Berbagai halangan dan hambatan yang dihadapi para pendiri dalam mendirikan organisasi ini, banyak tenaga, waktu, bahkan uang yang diberikan sehingga organisasi yang ber asaskan kekeluarkan ini resmi berdiri dan di kenal di Bumi Serambi Madinah dengan nama IKATAN PELAJAR MAHASISWA INDONESIA TOJO UNA-UNA (IPMI-TU).
Tahun berganti sejalan dengan kepemimpinan serta regenerasi kaderisasi yang terus lahir dalam rahim organisasi ini. Berbagai dinamika serta permasalahan di setiap kepengurusan turut mewarnai organisasi sehingga organisasi IPMI-TU perlahan-lahan tumbuh dewasa. Tepat 26 September 2023 organisasi ini berusia 17 Tahun. Generasi baru terus bertambah, prestasi dalam bidang akademik maupun non akademik yang di capai oleh setiap kader terus di torehkan di perguruan tinggi masing-masing, kualitas alumni yang kembali ke Kabupaten Tojo Una-Una tidak perlu di ragukan, mereka turut memberikan kontribusi pemikiran dan tenaga untuk kemajuan daerah tercinta.
Menariknya, ada satu harapan besar IPMI-TU yang belum terwujud sampai dengan iya berusia 17 tahun saat ini, Apa itu?, Yaa ASRAMA TETAP untuk mahasiswa Tojo Una-Una di Provinsi Gorontalo. Setiap kepengurusan selalu pulang ke Ibu Kota Tojo Una-Una membawa harapan dan berbundel-bundel kertas putih yang bertuliskan “Proposal Pembebasan Lahan Asrama Mahasiswa Tojo Una-Una Di Provinsi Gorontalo”. Namun mirisnya, sampai dengan bergantinya kepengurusan yang baru dan terus bertambahnya putra putri asli daerah Tojo Una-Una yang melanjutkan pendidikan tinggi di Provinsi Gorontalo, asrama untuk mahasiswa Touna di Gorontalo masih tidak menemui kejelasan yang ada hanya dalam status SEKRETARIAT KONTRAK.
Apakah penting adanya Asrama Touna di Gorontalo? Jawabannya sangat penting, sederhananya dengan adanya asrama tersebut setidaknya biaya untuk kebutuhan tempat tinggal para mahasiswa Touna di Gorontalo akan lebih ringan apalagi mereka yang ekonominya berada dalam kelas bawah, akan menjadi rumah pertama untuk para mahasiswa baru yang akan kuliah namun tidak memiliki keluarga di Gorontalo, akan menjadi tempat berkumpulnya para mahasiswa Touna di Gorontalo untuk melestarikan budaya Touna, mengasah kualitas dan potensi diri masing-masing yang nantinya akan menjadi kontribusi untuk daerah, dan masih banyak hal lainnya yang jika di uraikan akan terlalu panjang.
Nilai Jual Objek Pajak (NJOP), Tidak masuk dalam pembahasan, harga rumah yang terlalu mahal, merupakan alasan yang seringkali di sampaikan Pemerintah Daerah Touna kepada IPMI-TU, sampai-sampai hal itu sudah hatam dalam telinga setiap kader IPMI-TU, bahkan pada Tahun 2019 silam di sekretariat kontrak IPMI-TU yang Ke-2 ada salah satu pejabat penting di Touna yang menyampaikan “Insya Allah 2020 kita sudah akan membebaskan lahan untuk asrama” namun sampai dengan 2023 saat ini bicara itu tidak terimplementasikan. Sehingga penulis beranggapan bahwa alasan-alasan tersebut hanyalah alibi semata untuk menutupi fakta bahwa asrama mahasiswa Touna di Gorontalo BUKAN PRIORITAS. Lantas butuh berapa tahun lagi hal ini menjadi perhatian dari Pemerintah Daerah? 17 tahun penungguan apakah belum cukup?.
Sekian, sampai jumpa pada tulisan selanjutnya.